Monday 15 January 2018

Harga minyak bergerak positif pada pekan ini

Pada perdagangan akhir pekan kemarin, harga minyak dunia bergerak seragam dimana harga minyak WTI dan harga minyak Brent berjalan serasi untuk bergerak menguat meski sanksi Iran tidak ada serta kilang minyak yang diaktifkan di AS makin banyak.
Faktor sanksi Iran tidak jadi dijatuhkan oleh AS sehingga Iran masih boleh melakukan ekspornya. Pembatasan kenaikan hargaa minyak di akhir pekan lalu juga disebabkan oleh laporan Baker Hughes bahwa sebanyak 10 kilang minyak AS kembali di aktifkan sehingga total kilang yang aktif menjadi 752 rig.
Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Februari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk ditutup menguat $0,50 atau 0,78% di level $64,30 per barel. Untuk perdagangan mingguan, minyak jenis WTI menguat sebesar 4,7%.
Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Februari di pasar ICE Futures London ditutup menguat $0,61 atau 0,88% di harga $69,87 per barel. Untuk perdagangan mingguan, minyak jenis Brent menguat sebesar 3,3%.
Sebelumnya harga minyak masih bertahan di level 3 tahun tertingginya setelah Energy Information Administration dalam laporan mingguannya menyatakan bahwa persediaan minyak mentah pemerintah AS di pekan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 4,9 juta barel dan merupakan penurunan persediaan sebanyak 8 minggu berturut-turut.
Selain itu EIA juga menyatakan bahwa produksi minyak AS di pekan sebelumnya mengalami penurunan 290 ribu bph menjadi total produksi 9,49 juta bph. Kapasitas penggunaan penyulingan juga mengalami penurunan 1,4% menjadi total kapasitas terpasang 95,3%. Dapat dipahami bahwa secara umum produksi minyak eksplorasi maupun produksi penyulingannya mengalami penurunan dan permintaan juga tidak terlalu besar karena kondisi cuaca dingin yang ekstrem.
Sebelumnya, EIA dalam laporan bulanannya telah menaikkan perkiraan harga minyak WTI untuk tahun ini menjadi $55,33 per barel dan minyak Brent menjadi $59,74. EIA juga menyatakan bahwa produksi minyak AS di kuartal ini akan naik menjadi $10,04 juta bph, hampir menyamai rekor produksi minyak serpih sepanjang sejarah AS yang pernah tercipta di November 1970. EIA juga melaporkan bahwa produksi minyak OPEC rata-rata turun 200 ribu bph  menjadi 32,5 juta bph di tahun lalu. Tahun depan diperkirakan akan naik lagi 200 ribu bph sebagai akibat naiknya produksi minyak Libya.
OPEC juga melaporkan kegiatan bulanannya bahwa tingkat kepatuhan pembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph naik dari 125% di November menjadi 128% di Desember lalu. Namun produksi minyak OPEC mengalami kenaikan sebesar 50 ribu bph sehingga total menjadi 32,40 juta bph, sedikit di bawah target komitmen 32,50 juta bph. Bertahannya harga minyak di level tertinggi ini juga dipengaruhi pelemahan dolar AS sehingga sisi harga minyak yang berdasar nilai dolar AS terlihat sedang murah.
Sumber : Forex88

Belajar Trading tidak harus Mahal

Just Forex

JustForex